Sabtu, 07 November 2020

Harley Davidson Street 500

Harley Davidson Street 500 -  Banyak yang tidak menyangka bahwa Harley-Davidson Street 500 ini berasal dari India. Tapi tunggu dulu, bukan berarti produk H-D Street 500 ini menjadi semacam produk murahan. Street 500 merupakan hasil desain dan pengembangan Harley-Davidson yang berbasis di Amerika Serikat, namun dengan alasan menekan biaya produksi dan melahirkan motor Harley-Davidson yang lebih terjangkau, India dipilih untuk merakit Street 500. 

Harley Davidson Street 500

Pada akhir Februari lalu, PT. Mabua Harley-Davidson (MHD) mengajak para awak media untuk melakukan test ride Harley-Davidson Street 500 di Sirkuit Karting, Sentul. Pihak MHD merasa perlu untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan kepada calon konsumennya tentang Street 500 yang digadang-gadangkan sebagai motor HD dengan harga terjangkau namun tetap memiliki karakteristik nama besar dari Harley-Davidson.

Harley Davidson Street 500


Dari dimensinya (2.225x820x1.058 mm) membuat Street 500 lebih kecil ketimbang varian H-D lainnya seperti Road Glide Special, Sportster SuperLow 1200T, Dyna Low Rider, Ultra Limited Low, dan Street Glide Special. Street 500 adalah keluar-ga paling bungsu dari Harley-Davidson, dengan mene-rapkan desain konsep urban, authentic, dan soul. 

Harley-Davidson menghadirkan Street 500 yang dengan harga yang lebih terjangkau.

Melalui konsep urban, Street 500 dirancang untuk tetap nyaman dikendarai di jalanan perkotaan dengan desain posisi berkendara yang tepat walau sepintas mirip dengan posisi duduk pada varian Sportster. Dengan posisi setang yang terjangkau, posisi duduk lebih santai, kinerja suspensi juga tetap empuk saat melalui jalanan bergelombang, handlingnya yang mantap, dan bobotnya yang tidak terlalu berat turut memudahkan saat melakukan manuver. 

 

Konsep authentic menunjukan ciri khas H-D yang identik, dengan desain bentuk tangkinya yang klasik berlogo Harley-Davidson yang ikonik. Tangki tersebut mampu menampung hingga 13.1 liter bahan bakar, selanjutnya penggunaan mesin V-Twin 494 cc dengan pendingin cair dirasakan cukup responsif, apalagi didukung transmisi manual 6-percepatan dengan perpindahan gear yang halus. Yang menarik adalah klaim efisiensi bahan bakarnya yang rata-rata 17,54 kpl. Artinya, dengan kapasitas tangki penuh, Street 500 dapat menempuh jarak hingga 230 km.

Terakhir adalah konsep soul, yang membuat Street 500 dapat menjadi kanvas modifikasi bagi pecinta motor Harley-Davidson. Ya, motor ini memang dirancang mudah untuk dimodifikasi. Salah satunya, motor yang saya coba sudah mendapatkan penggantian knalpot dengan merek Screamin’Eagle. Hal ini menjadikan suara yang dihasilkannya lebih istimewa, bahkan diklaim mampu mendongkrak tenaga untuk motornya. Masih banyak lagi aksesoris yang siap di sandingkan pada Street 500, bahkan dengan menambah Rp 50 juta sudah mendapatkan ubahan model ala cafĂ© racer mulai dari bagian setang, tangki, tempat duduk, hingga knalpotnya.

Secara keseluruhan, dengan segala kemampuan yang diberikannya, H-D Street 500 memiliki potensi yang kuat untuk dipinang oleh pecinta roda dua yang ingin mulai menggunakan motor besar. Bobot ringan, kemudahan pe-ngendaraan, citra merek H-D dan harga terjangkau - Rp 219 juta (Off The Road) – dapat mewujudkan mimpi pecinta Harley-Davidson. 


Oleh Benny Suryakusumah 10 Mei 2015


Rabu, 28 Oktober 2020

Test Drive New CR-V 2015: Semakin Sempurna

 

Tahun 2014, Honda CR-V terjual sebanyak 8.551 unit. Apakah ini pertanda Honda CR-V masih amat diminati di Indonesia? Jika kita lihat dari segi penjualan, tentu saja. Apalagi jika melihat sejarah Honda CR-V di Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2000, Honda CR-V telah terjual sebanyak 153.773 unit, dan menjadi model dengan total penjualan tertinggi di kelasnya.


Honda CR-V juga mendapatkan 130 penghargaan internasional dan 31 penghargaan di Indonesia, termasuk kendaraan dengan tingkat emisi terbersih dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Pada awal tahun ini, tepatnya 14 januari 2015, PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai agen pemegang merek Honda Indonesia kembali meluncurkan versi terkini dari Honda CR-V (facelift).

Honda New CR-V 2015: Semakin Sempurna

Sebagai unit facelift, tentu tidak banyak pembaruan disegi mekanika. Pembaruan utama terjadi pada kelengkapan fitur kenyamanan hingga keselamatan, termasuk penyempurnaan bentuk dan desain interior hingga eksterior. Alasan tidak diberikannya pembaruan di sektor mekanika karena HPM masih menganggap mesin 2,0 liter dan 2,4 liter milik Honda CR-V sangat ideal bagi kebutuhan konsumen. Lagi-lagi kami mempertanyakan keputusan ini. Apa benar demikian? Bukankah begitu banyak kompetitor dengan model baru di luar sana?


Guna menjawab segala pertanyaan soal new Honda CR-V, kami mengujinya dengan rute Jakarta-Bandung, menyusuri beragam rute mulai dari jalan bebas hambatan, hingga jalanan berliku menanjak dan turunan cukup terjal di lereng gunung Tangkuban Perahu.

New CR-V membawa formula andalannya: kabin luas, dengan jok belakang be ruang kaki ideal, ruang kargo luas dengan dek rendah dan datar. Nah, selain formula teruji tersebut, New Honda CR-V memakai lampu bru, grille, bumper dan velg baru. Di dalam kabin, sentuhan material lebih bermutu hingga aplikasi Nanoe, sebuah pemurni udara.

Di belakang Kemudi

Kami menguji new Honda CR-V 2.4L Prestige. Tidak ada perbedaan posisi duduk antara Honda CR-V lawas dan terbaru. Posisi duduk bisa diatur melalui 8-way power seat adjustment, yakni pangaturan kursi pengemudi delapan arah secara elektrik melalui tombol di bawah kursi untuk mendapatkan posisi mengemudi terbarik. Melengkapinya, terdapat power lumbar support.


Tidak adanya perubahan signifikan di dashboard dan konsol tengah, berarti mata kita bisa melemparkan pandangan horisontal dan vertikal dengan baik. Saya tidak kesulitan mengukur jarak mobil dengan mobil lain ketika hendak parkir atau ketika melakukan gerakan menyalip. Ini terasa cukup berbeda dengan all-new Xtrail. Dengan bonnet yang bergelombang dan besar, dibutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dan sudut pandang guna mendapatkan posisi mengemudi ideal. Namun, begitu mendapatkannya, mengemudi all new Nissan X-trail sama nikmatnya dengan new CR-V.

Respon kemudi new Honda CR-V tetap sama dengan pendahulunya. Cukup baik meskipun tidak sempurna. Toh, mobil ini bukanlah sebuah sports car atau super car yang membutuhkan respon kemudi sempurna.

Hal berbeda terasa pada suspensi. Paduan MacPherson Strut di depan dan Double Wishbone di belakang sangat baik meredam gundukan besar seperti polisi tidur, jadi secara umum terasa sangat nyaman. Pun demikian, mobil cukup bergetar ketika melahap jalur tak ramah.

Dalam hal pengendalian, Honda CR-V merespon pergerakan tangan dengan baik. Grip disajikannya dengan melimpah. Gejala limbung tetap terasa meskipun dijaga di titik terendah. Gejala semacam ini biasa muncul pada mobil bergenre SUV. Ini terkait dengan bentuk/desain mobil yang tinggi sehingga titik gravitasi tidak sempurna.

Seperti yang kami perkirakan, new Honda CR-V tidak dibuat sebagai mobil performa, namun limpahan tenaga dari mesin i-VTEC 2,4 liter DOHC + DBW bertenaga maksimal 190 PS pada 7.000 rpm dan torsi 222 Nm pada 4.400 rpm, mengirimkan akselerasi baik. Saya sudah menguji all-new Nissan X-trail 2,5 L. Jika dibandingkan torehan tenaganya, All new Nissan X-trail hanya menggelontorkan 171 PS.

Sistem Drive by Wire mengirim sinyal kepada mesin untuk menggelontorkan tenaga dengan cepat, mengikuti kecepatan pijakan kaki. Respon transmisi otomatis lima percepatan milik new Honda CR-V juga sangat memuaskan. Meskipun tidak memakai CVT yang lebih canggih, rasanya responnya mampu mengalahkan responsivitas CVT new Xtrail. Apalagi dengan bantuan Grade Logic dan Shift Hold Control yang mengatur perpindahan transmisi berdasarkan kondisi jalan saat tanjakan dan turunan unutk menambah kenyamanan dan keselamatan. Sementara fitur Shift Hold Control berfungsi untuk mengatur perpindahan transmisi secara terkomputerisasi dan terintegrasi saat berkendara di jalan berliku.

Kesimpulan

Kekurangan terasa pada saat menikung cepat (limbung minor), dan harga cukup tinggi ketimbang kompetitornya. Harga juga menjadi hadangan lain. New Honda CR-V dijual Rp 477 juta (OTR Jakarta), new Honda CR-V lebih mahal dari All new Nissan X-trail 2,5 liter yang dibandrol Rp 431,5 juta.

New CR-V Facelift pilihan di antara model-model SUV

Pun demikian, kelebihan ada banyak. Dari segi pembaruan eksterior dan interior, Honda CR-V terbaru terlihat sangat baik.  Honda CR-V juga sangat nyaman, berperforma sekaligus sangat mudah dikendalikan. Perubahan interior dan penambahan fitur-fitur kenyamanan membuat nilainya semakin bertambah. Perangkat keselamatan pun semakin lengkap dengan penambahan jumlah airbag ( 6 pada tipe prestige). Semua itu membuat value for money new Honda CR-V mencuat dan membuatnya lebih sempurna.

Oleh Reza Erlangga 20 Januari 2015 

Senin, 26 Oktober 2020

First Drive Mazda CX-5 2015

First Drive Mazda CX-5 2015 - Pada bulan April 2015, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) meluncurkan penyegaran dua produk mereka di Tanah Air yaitu Mazda6 dan CX-5. SUV lima penumpang andalan Mazda, CX-5 mendapatkan penyegaran wajah serta evolusi fitur dan teknologi guna melengkapi kenikmatan berkendara pada Mazda CX-5.


Mazda CX-5 mendapat kosmetik dan fitur baru .

Desain eksterior mendapat revisi pada bagian grille dengan desain horizontal baru dan desain fog lamp yang juga baru. Sementara dimensi kaca spion diperkecil untuk mengurangi getaran sementara lampu depan dan belakang kini telah menggunakan teknologi LED. Selain itu, desain velg baru berukuran 19 inci dengan paduan chrome dan hitam glossy menjadikan tampilan CX-5 lebih sporty.

Mazda CX-5 interior

Beralih ke interior, perubahan tampak jelas terlihat terutama di bagian dashboard dan konsol tengah yang kini bernuansa lebih modern dan elegan. Tuas rem tangan di konsol tengah berganti dengan tombol Electric Parking Brake yang lebih praktis, cukup tarik untuk aktifkan rem dan tekan untuk melepasnya. Pada dashboard telah tersedia layar sentuh 7 inci sebagai pusat infotainment dengan sistem MZD Connect untuk mengakses berbagai sistem audio dan dukungan akses sistem navigasi. Saat laju kecepatan menengah, layar sentuh tak akan berfungsi guna menjamin keselamatan pengemudi. Sebagai gantinya kontrol utama menggunakan dial di konsol tengah untuk mengakses fitur MZD Connect.


Duduk di jok CX-5 baru terasa lebih nyaman berkat bantalan jok baru yang ditambah ketebalannya sehingga dapat menyerap getaran lebih baik. Bentuk dari sandaran jok yang pas pun terasa nyaman memeluk tubuh pengemudi maupun penumpang, apalagi kini jok penumpang depan telah dilengkapi dengan pengaturan otomatis seperti halnya di jok pengemudi. Sayangnya, untuk kursi penumpang belakang masih seperti dulu tanpa adanya fitur reclining.

Di balik kap masih bernaung mesin 2.488 cc, 4-silinder yang menghasilkan daya 185 hp pada 5.700 rpm dan torsi 250 Nm pada 3.250 rpm dengan transmisi Skyactiv Drive 6-speed yang perpindahan gear nya terasa mulus dan menyenangkan. Ketika berakselerasi di jalan bebas hambatan, rasa berkendaranya masih serupa dengan pendahulunya, dengan bobot kemudi yang terasa pas dan presisi, serta pedal akselerasi yang responsif. Yang menarik, suspensi telah direvisi dengan ubahan struktur bagian dalam damper dan mengubah bentuk lower arm bushing suspensi depan. Walaupun tak signifikan, bantingan terasa sedikit lebih bersahabat tanpa menghilangkan rasa pengendalian yang sporty.


Evolusi datang dari sektor keselamatan i-Activsense, dan salah satu fitur unggulannya adalah Smart City Brake Support atau pengereman mendadak otomatis. Saat tes simulasi, memang CX-5 baru langsung mengerem dengan sendirinya saat sensor mendeteksi jarak mobil dengan objek di depan sudah terlampau dekat dan kaki kami tidak menginjak pedal rem. Fitur lainnya adalah Lane-keep Assist System (LAS) yang akan memberi peringatan seraya mengintervensi kemudi secara otomatis saat mobil keluar lajur. Misalnya saat kami melaju kencang di jalan bebas hambatan dan keluar jalur ke kiri, kemudi akan secara otomatis berputar ke kanan. Begitu pun sebaliknya. Beberapa orang mungkin akan merasa intervensi yang dilakukan menjadikan pengendalian dinamis di jalan bebas hambatan sedikti kurang leluasa.


Lampu LED baru yang disematkan juga mendukung keselamatan dengan fitur Adaptive LED Headlamps (ALH). Glare-Free High Beam misalnya, yang akan mematikan sejumlah lampu multi-LED saat lampu besar aktif agar tidak menyilaukan mobil di depan atau yang datang berpapasan dari arah berlawanan namun Anda masih mendapatkan penerangan yang cukup.

Sejumlah fitur dan teknologi anyar pada CX-5 baru menjadi penyempurna dari apa yang sudah ditawarkan oleh pendahulunya, dan jika Anda menyukai CX-5 generasi sebelumnya, Anda akan lebih menyukai CX-5 baru dan bisa jadi semakin terbuai olehnya. Baca juga First Drive All New Mazda 2 R MT.

Lihat juga Ini Kelebihan dari Mazda6 dan CX5 Terbaru.

Rentang harga pada tahun 2015

Ex-showroom price Rp 490.400.000

Mesin

Instalasi 2,488 cc 4-silinder DOHC

Tenaga 185 hp @ 5.700 rpm

Torsi 250 Nm @ 3.250 rpm

Transmisi

Tipe Otomatis 6-Speed

Dimensi

Ground clearance 215 mm

Chassis

Ban 225/55 R19


Oleh Ardiantomi 20 Juni 2015


Jumat, 23 Oktober 2020

Mercedes-Benz GLA-Class

Review Mercedes-Benz GLA-Class (2015) - Satu dekade lalu, mungkin hampir tak pernah terbersit dalam pikiran para petinggi merek premium Eropa, bahwa mereka akan terjun ke pasar mobil yang sempit (niche) pembeli, seperti crossover. Namun hal itulah yang terjadi saat ini. Lihat saja kehadiran Mercedes-Benz GLA-Class, sebuah crossover bergaya SUV, namun berbasis hatchback terlaris, A-Class. Hal ini merupakan wujud usaha Mercedes untuk membuka peluang di pasar baru, bagi para calon konsumen baru mereka. 


A-Class pun menjadi semacam “pilot project” bagi Mercedes untuk memasuki segmen baru ini. Platform-nya menjadi basis kelahiran model seperti CLA-Class dan GLA-Class. Seperti halnya CLA-Class yang menjadikan Mercedes memasuki segmen pasar sedan kompak bermesin kecil untuk pertama kalinya, GLA-Class pun memberikan cerita serupa. Inilah model crossover pertama Mercedes-Benz dalam sejarah perjalanan mereka. Di Indonesia, Mercedes Benz menyediakan dua tipe untuk GLA 200, yakni Sport dan Urban. 

Dari silsilah keluarga Mercedes-Benz, GLA-Class lahir sebagai produk yang benar-benar berbeda dari semua saudaranya. Meski mereka menyebutnya sebagai SUV kompak, GLA lebih pantas disebut sebagai sebuah crossover. Berbasis A-Class, kesan tampilan hatchback yang diusung GLA-Class memang tampak masih terlalu mendominasi. Meski begitu, citra merek Mercedes yang diusung GLA-Class memang tak dapat diremehkan, ditambah dengan jaminan kualitas premium yang disuguhkan, seharusnya mobil ini layak menjadi pilihan.

Desain Mercedes-Benz GLA-Class

Dari dimensinya, GLA memang terlihat lebih kekar dan lebih besar dibandingkan dengan A-Class, namun sebenarnya spesifikasi dimensi panjang dan lebarnya nyaris sama persis, hanya berbeda beberapa milimeter saja. Jarak sumbu rodanya pun masih sama. Yang membedakannya adalah ketinggian mobil. Crossover Jerman ini memiliki tinggi 1.494 mm, atau 59 mm lebih tinggi dibandingkan A-Class.

Dilihat dari bagian depan, tampilan GLA kental dengan kesan sporty sesuai dengan varian GLA 200 Sport yang kami uji. Model ini memiliki sentuhan elemen-elemen eksterior dari AMG. Sisi maskulin sebuah SUV tampil dari guratan pinggul belakangnya yang tegas, aksen aluminium roof-rails, side bumper protector, serta desain apron belakangnya. Di bagian belakan itu terlihat semacam elemen skid-plate yang terintegrasi dengan twin-exhaust, menegaskan kesan sporty-nya. Velgn model five-spoke AMG berukuran 19 inci kembali menampilkan nuansa yang sporty.

Di sektor mesin masih menggunakan unit yang sama seperti milik A 200 dan CLA 200, yaitu mesin berbahan bakar bensin 4-silinder segaris 1,6 liter turbo bertenaga 156 hp dan torsi berlimpah hingga 250 Nm, yang sudah hadir mulai 1.250 rpm. Mesin ini berpasangan dengan transmisi otomatis 7-percepatan 7G-DCT  yang menggerakkan kedua roda depan.

Berbasis A-Class menjadikan  GLA ini juga mendapatkan fitur-fitur yang nyaris serupa dengan Sang Kakak. Sistem Auto Start-Stop Engine untuk konsumsi bahan bakar yang lebih efisien telah tersemat, selain itu juga hadir Active Parking Assist yang kini menjadi fitur standar di hampir seluruh model Mercedes-Benz.

Fitur keselamatan yang menjejali GLA antara lain adalah enam buah airbag, sistem rem dengan ABS+EBD+BA, kontrol traksi, Electornic Stability Program (ESP), cruise control, hingga sensor parkir dan sensor wiper otomatis. Untuk mendukung pengendaliannya, Acceleration Skid Control dan ESP Dynamic Cornering Control System menjadi jaminan Anda saat berkendara lebih agresif.

Interior Mercedes-Benz GLA-Class

Bagian interior GLA sama persis dengan yang dimiliki oleh A-Class hatchback. Jok kulit Alcantara dengan pengaturan elektronik untuk baris pertamanya mendekap dengan nyaman, dan kekedapan interiornya menjadi bukti bahwa mobil ini memang berada di segmen premium. Elemen sporty khas AMG hadir dari penggunaan lingkar kemudi dari material kulit dengan jahitan berwarna merah. Lingkar kemudi ini, menurut saya, memberikan sensasi genggaman begitu nyaman di segala kondisi. Atap panoramic menambah impresi positif bagi mobil ini, namun kemudian terhenti begitu saja.


Ya, lapisan mahal Alcantara di joknya seakan tak dapat menghapus kesan “biasa” yang diberikan material lain di dashboard, konsol dan trim pintunya. Material yang digunakan tidak terlihat mahal, bahkan sistem AC-nya masih manual dengan tombol putar. Hal yang cukup disayangkan, mengingat harga jual GLA yang cukup tinggi untuk sebuah entry level Mercedes-Benz. Sebagai perbandingkan, sebuah SUV, bahkan hatchback bermerek Jepang dengan harga jual yang kurang dari setengahnya,  sudah dilengkapi dengan fitur-fitur tersebut, bahkan lebih baik lagi.

GLA memiliki tombol pusat pengatur sistem audio dan multimedia yang berada di konsol tengah dekat dengan arm rest. Tombol putar ini cukup mudah untuk dioperasikan karena berada di posisi dimana tuas transmisi lazimnya berada. Namun pada GLA, tuas pemindah transmisi berada di balik lingkar kemudi. Hal ini turut menyuguhkan ruang penyimpanan yang lebih banyak di bagian konsol tengah. Semua perintah dari tombol putar tersebut digunakan untuk mengubah berbagai macam pengaturan yang tampil di layar berukuran 5,8 inci di tengah dashboard.

Tampaknya tempat duduk baris kedua menjadi masalah bagi GLA. Untuk dua orang dewasa, GLA tidak akan menjadi pilihan pertama soal kenyamanan dan keleluasaan di dalamnya. Garis atap yang rendah dan melandai ke bagian belakang khas hatchback benar-benar memangkas ruang kepala di bagian belakang. Efek penggunaan atap panoramic menjadi solusi penciptaan suasana ruang lebih lapang. Sementara di bagian bagasi, Mercedes menawarkan kapasitas bagasi hingga 421 liter dalam kondisi normal, dan dapat terdongkrak hingga 836 liter dengan melipat rata bangku belakang. Yang menjdai hambatan, dengan meningkatnya jarak lantai kendaraan ke tanah, maka ambang bagasi pun semakin tinggi.

Performa Mercedes-Benz GLA-Class

Performa yang disuguhkan oleh GLA 200 yang kami uji terasa sangat menurun dibandingkan saat kami mengujinya pertama kali di awal tahun ini. Respon akselerasinya terasa sangat lambat, dan terdengar suara ‘ngelitik’ dari mesinnya setiap kali kami menginjak pedal gas dalam-dalam untuk berakselerasi. Hal ini kami duga akibat perawatan yang kurang optimal dan sering kalinya mobil uji ini menggunakan bahan-bakar yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan sebelum kami pinjam.

Dalam uji akselerasi 0 – 100 kpj yang kami lakukan berulang kali, angka yang kami dapat tidak dapat lebih cepat dari 11,3 detik, meski sudah kami lakukan di mode pengendaraan Sport. Padahal klaim Mercedes-Benz akselerasi hingga 100 kpj dapat dicapai dalam 8,8 detik. Di putaran mesin rendah, GLA benar-benar terhambat performanya akibat respon akselerator yang lambat, meski saat berakselerasi di kecepatan menengah dan tinggi mobil ini memberikan respon yang cukup baik.

Penggunaan paddle shift turut berkontribusi untuk menyuguhkan performa yang menyenangkan. Dalam mode pengendaraan manual, penggunaan paddle shift menjadikan perpindahan gear dapat dilakukan kapan saja untuk mengeluarkan tenaga yang dibutuhkan. Dalam perjalanan menuju Bandung yang didominasi oleh lintasan menanjak, kekurangan GLA200 yang disebabkan respon akselerasinya yang lambat, dapat dipenuhi oleh pemilihan gear yang lebih rendah.

Pengendalian Mercedes-Benz GLA-Class

Respon mesin yang lambat menjadikan pengendaraan GLA terasa kurang optimal di putaran mesin rendah. Hal ini menjadikan pergerakan mobil seakan terhambat dan tidak sesuai ekspektasi saat misalnya, beranjak setelah lampu merah berubah menjadi hijau. Meski begitu, soal kenyamanan dalam pengendaraan, kami tetap perlu mengacungi jempol.  Yang perlu Anda lakukan hanyalah mencoba untuk berakselerasi secara halus dan bertahap, GLA dapat dengan mudah menuruti input tersebut. Torsi mendorong mobil dengan halus, dan perpindahan transmisi berlangsung mulus menuju gear tertinggi demi efisiensi dan kenyamanan.

Sepanjang pengujian, suspensi GLA 200 Sport terasa keras saat melintasi jalanan berlubang ataupun polisi tidur. Hal ini rasanya cukup berkaitan dengan penggunaan ban berprofil rendah. Saat bermanuver cepat, kenyamanan suspensi ini masih memberikan sedikit efek mengayun, meski tidak terlalu banyak. Di kecepatan tinggi, mobil ini memberikan kepercayaan diri berkat penggunaan ban tapak lebarnya, sementara di kecepatan rendah, lingkar kemudinya berbobot cukup ringan, tak menyulitkan saat parkir. Visibilitas ke depan cukup lapang, namun melihat ke belakang cukup tereduksi bentuk atap yang menurun dan kaca belakang yang kecil.

Di kelas crossover, GLA tetap menyuguhkan pengendaraan kelas premium layaknya produk lain lansiran Jerman. Meski begitu, jika berbicara mengenai kehalusan pengendaraan, SUV kompak lansiran pabrikan Jepang, seperti Honda CR-V masih memberikan keunggulan dibandingkan GLA. Namun soal peredaman kebisingan, GLA dapat mengatasi dengan sangat baik.

Berkat ban bertapak lebar dan dukungan sistem pengereman ABS+EBD dan Brake Assist, tak dapat dipungkiri  jika performa pengereman GLA memberi jaminan keselamatan. Tercatat, dari kecepatan 80 kpj hingga benar-benar diam, GLA berhenti dalam jarak 24,7 meter dan waktu 2,2 detik.

Beli dan Miliki Mercedes-Benz GLA-Class

Sebagai kendaraan terbaru di segmen yang juga baru bagi Mercedes-Benz, GLA-Class akan berhadapan langsung dengan crossover kompak premium lansiran Jerman lainnya seperti Audi Q3, BMW X1 dan juga Volkswagen Tiguan.  Mercedes menawarkan dua varian GLA di Tanah Air, yaitu GLA 200 Urban dan GLA 200 Sport. Varian terendah GLA 200 Urban memiliki banderol harga Rp 599 juta (off the road), sementara GLA 200 Sport berbanderol Rp 649 juta (off the road). Di rentang harga serupa, terdapat Audi Q3 1.4 TFSI yang berbanderol Rp 685 juta (on the road) dan BMW X1 sDrive18i Xline berharga Rp 629 juta (off the road). Sementara VW Tiguan 1.4 TSI varian tertinggi Highline berbanderol hanya Rp 495 juta (on the road). Meski begitu, seperti halnya ketiga rival satu tanah kelahiran, GLA seakan memiliki kasta lebih tinggi dibandingkan produk-produk crossover bermerek Jepang, berkat tawaran berbagai fitur standar keselamatan yang lengkap, serta eksklusivitas mereknya masing-masing.

Kenyataannya, memang bukanlah crossover pabrikan Jepang yang menjadi lawan sepadan bagi GLA, namun jajaran SUV kompaknya lah yang perlu diwaspadai. Coba lihat saja apa yang ditawarkan Mazda dengan CX-5-nya. SUV kompak berbanderol Rp. 490,4 juta (on the road) untuk varian GT tertinggi, namun fitur yang ditawarkannya sangat menggoda, sebut saja Line Kept Assist  System dan Blind Spot Warning. Belum lagi dengan peningkatan kualitas material yang digunakan di dalam interiornya.  Selain Mazda, masih ada Nissan dengan X-Trail dan Honda dengan CR-V. Ketiga merek Jepang tersebut, mulai menjual tak hanya fitur dan teknologi, namun juga kemewahan dengan harga yang semakin terjangkau. Menjadi rival yang tak dapat dipungkiri, mengancam populasi crossover Jerman di Tanah Air. 


Mesin

Instalasi      : bensin 4-silinder segaris 1,6 liter turbo

Tenaga         : 156 hp

Torsi        : 250 Nm

Transmisi Tipe : otomatis 7-percepatan 7G-DCT

Performa (kpj) : 0-100 11,3 detik


 Oleh Autocar Indonesia 30 Oktober 2015


Rabu, 14 Oktober 2020

Moto Guzzi V9 Bobber

Moto Guzzi V9 Bobber - perayaan hari jadinya yang ke-95 (1921-2016), Moto Guzzi memperkenalkan Moto Guzzi V9 Roamer dan V9 Bobber, dua neo-retro cruiser menawan di Lake Como Italia, beberapa waktu silam. Kini, kedua cruiser retro bermesin V-twin longitudinal (melintang) atau lazim disebut ‘flying V’ di lingkungan bikers itu, diluncurkan di Jakarta, 27 September 2016. 


Moto Guzzi V9 Soarer dan Bobber menggunakan pendekatan desain yang berbeda. Namun, keduanya kami suka. Apalagi selain Harley-Davidson dan motor Jepang seperti Kawasaki, tidak banyak merek motor di Indonesia memilih model neo-retro cruiser untuk dipasarkan di sini. Inilah yang membuat kedua jagoan Moto Guzzi ini berbeda.

V9 Bobber bergaya neo-cruiser dengan panel instrumen retro, speedometer analog klasik lengkap dengan layar digital multi-function berpetunjuk odometer, konsumsi bahan bakar, temperatur, posisi gigi, jam hingga perpindahan gigi.


Kini saatnya pengujian. Motor pertama kami uji adalah Moto Guzzi V9 Bobber. Bobber dibalur warna hitam, mulai dari handle bar bergaya drag, kaca, per, dan knalpot. Sesuai namanya, Bobber menggunakan fender belakang rendah, jok tipis dan flat handlebar membuatnya lebih agresif dari Soarer.

Moto Guzzi V9 Bobber menggunakan velg 16 inci dengan ban besar berukuran 130/90 di depan, dan 150/80 di belakang. Ini membuatnya “melengket” dengan jalanan utamanya saat menikung. Aplikasi ban besar ini membuatnya sangat mudah dikontrol dan diprediksi. Ditunjang dengan sumbu roda berukuran 1.465 mm, dan bobot 199 kg, Moto Guzzi V9 Bobber mendukung gaya berkendara agresif pada kondisi lalu lintas ramai sekalipun.

Bobber menggunakan mesin V-twin berpendingin udara 853 cc. Mesinnya digendong oleh frame twin-tube cradle dan punya dua katup per silinder. V9 Bobber menggunakan crankcase alumunium, kepala silinder, dan piston baru. Pompa oli, sistem pendinginan, dan sistem pelumasan oli baru membantu mendinginkan mesin serta mengurangi gesekan, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar. Begitu klaim MotoGuzzi, namun pada uji kali ini kami belum sempat melakukan pengujian bahan bakar.

Suspensi V9 Bobber sangat ‘oldies’. Garpu depannya belum upside down, dengan jarak travel 5,1 inci. Sementara di belakang menggunakan sepasang shock breaker preload-adjustable  dengan travel 3,8 inci. Suspensi ini terbilang sangat nyaman. Bahkan pada permukaan jalan yang kasar.


Motor ini punya Pengatur Traksi dua tingkatan atau MGTC. Satu untuk kondisi kering, dan satu lagi untuk basah.  Pada kesempatan pertama kami menggunakan MGTC 2 karena saat pengujian aspal dalam kondisi basah dan pihak MotoGuzzi menyarankan menggunakan pilihan itu. Tetapi, mereka juga memberi kami kesempatan luas mengeksplorasi kontrol traksi ini untuk merasakan perbedaan.

Pada putaran pertama itu, respon katup terasa lebih sopan dan tidak agresif. Namun seperti punya kepribadian berbeda, V9 Bobber menjelma sangat agresif saat MTGC 1 kami pilih. Letupan tenaga kuda seolah berlomba-lomba keluar dari mesinnya. Seperti rombongan kuda liar yang berlari kencang, gemuruh suara dari knalpotnya mendorong adrenalin di tubuh ini untuk semakin memutar gas hingga motor melaju kencang.

Kurva torsinya flat, dan motor ini berlari kencang mulai dari 2.500 rpm hingga 6.500 rpm. Tenaga yang dihasilkannya 55 hp pada 6.250 rpm dengan torsi maksimal 62,1 Nm pada 3.000 rpm. Kekurangannya adalah perpindahan gigi yang terasa kasar dan mengentak di setiap percepatan. Oh iya, motor ini menggunakan propeller shaft dan bukan rantai. Motor ini juga menggunakan dry clutch tunggal yang terbilang senyap karena adanya peredaman ekstra pada casing-nya (pelindungnya).


Tak sulit melakukan manuver ekstrim seperti menikung cepat bahkan hingga kemiringan 45 derajat. Keseimbangan sasis, kemudi, suspensi begitu melenakan. Sayangnya, pada jalan tak rata, peredaman suspensi tidak maksimal. Setidaknya, sepasang rem Brembo dengan caliper depan 4-pot sebagai pelengkap cakram berukuran 320 mm, dan cakram dua caliper menjadi penghenti laju V9 Bobber. Bobber dilengkapi ABS dua kanal lansiran Continental dan bekerja sangat baik saat kondisi hujan sekalipun. 


Penulis : Reza Erlangga

Rabu, 07 Oktober 2020

Berkendara melintasi banjir

Saat musim hujan tiba, tak jarang anda harus mengemudi di tengah guyuran hujan deras. Masalahnya hujan deras yang turun terus menerus seringkali menimbukan genangan air di jalan yang akan anda lewati. Lalu bagaimana jika anda terpaksa harus tetap melintasi genangan air tersebut?

 

Berkendara melintasi banjir

Yang pertama adalah jangan bingung dan jangan panik, walaupun pada dasarnya sebuah mobil tidak dirancang untuk “berenang”, tetapi masih tetap dapat melintasi genangan air dengan batas kemampuan yang berbeda-beda antara tiap mobil. Jangan samakan kemampuan sebuah SUV dengan sebuah sedan untuk soal yang satu ini.

Intinya adalah kenali mobil anda, ingat seberapa tinggi posisi Mulut Saluran Saringan udara mobil anda, dimana posisi komponen pengapian seperti busi, koil, dan distributornya (untuk mesin bensin). Tak lupa posisi komponen elektrikal seperti kotak sekring dan komputer pengatur manajemen mesin mobil anda. Dengan mengerti letak seluruh komponen itu, maka anda akan tahu persis bagaimana mengambil keputusan sesuai dengan kedalaman air di depan anda, maju terus atau putar balik.

Selama ini ada mitos lucu meninggikan knalpot supaya air tidak masuk ke knalpot, sebaiknya lupakan trik yang tidak ada gunanya ini. Selama mesin hidup, maka dorongan gas buang dari mesin masih cukup kuat untuk menghalau air. Justru yang terpenting adalah mulut saluran saringan udara anda yang ada di depan sana, karena apabila menghisap air bisa membuat mesin rusak berat.

Lalu bagaimana trik mengemudinya? Untuk mobil dengan transmisi manual gunakan gigi 1, lalu berjalanlah dengan kecepatan konstan, jaga putaran mesin sekitar 1500 – 2000 rpm. Ingat, jangan gunakan setengah kopling saat melintasi banjir, apalagi jika banjirnya dalam, hal ini akan membuat kopling anda selip karena basah. Untuk transmisi otomatis sebenarnya tidak haram untuk melintasi genangan air, asal jangan terlalu dalam, karena berbahaya untuk komponen elektrikal transmisi tersebut. Posisikan tuas transmisi di 1 atau L, lalu berjalanlah dengan kecepatan konstan sama seperti trik transmisi manual diatas.

Poin penting lain dalam pengemudian melintasi genangan air adalah:

  1. Jangan menerjang genangan air dengan kecepatan tinggi, selain dapat membuat kompartemen mesin anda basah, anda juga dapat kehilangan kontrol pengendalian mobil anda.
  2. Supaya dapat berjalan dengan kecepatan konstan, jaga jarak dengan mobil di depan anda. Jangan terlalu dekat, supaya bila ada yang mengalami mogok anda tidak ikut berhenti, melainkan dapat antisipasi dengan melirik jalur lain.
  3. Bila genangan air cukup dalam sampai menutupi trotoar, ditambah anda tidak menguasai kondisi jalan itu, sebaiknya berpatokanlah pada mobil di depan anda, ada resiko mobil anda tercebur ke selokan, lubang atau menabrak benda yang tertutup air bila anda membuat jalur sendiri.
  4. Bila mesin mati ketika sedang melintasi genangan, jangan langsung mencoba menghidupkan mesin. Ada kemungkinan air telah terhisap ke dalam mesin. Segera dorong/pinggirkan mobil ke tempat yang kering, lalu hubungi bengkel langganan anda untuk melakukan pemeriksaan dan pengeluaran air dari mesin. Bila anda memiliki peralatan dan pengetahuan akan prosedur tersebut, bisa anda lakukan sendiri.
  5. Setelah melintasi genangan air yang dalam, tidak ada salahnya memeriksa kondisi pelumas mesin, transmisi dan gardan mobil anda. Bila berwarna seperti kopi susu, itu tandanya telah tercampur air, segeralah ganti pelumas anda.
  6. Lupakan keinginan melintasi genangan air bila air sudah terlalu dalam (melebihi setengah ban mobil anda), lebih baik putar balik ketimbang mobil anda rusak. Membereskan mesin dan interior yang rusak serta basah akibat air sama sekali bukanlah hal yang menyenangkan apalagi murah.
  7. Jangan bosan untuk belajar mengenal karakter dan posisi komponen penting mobil anda.

Demikian beberapa Poin penting dalam mengemudi mobil melintasi banjir/ genangan air, semoga dapat bermanfaat.


Selasa, 29 September 2020

Cara Mengemudi Mobil Saat Jarak Pandang Terbatas

Cara Mengemudi Mobil Saat Jarak Pandang Terbatas -Saat kita mengemudikan kendaraan untuk beraktivitas sehari-hari, terkadang kita dihadapkan pada kondisi hujan atau cuaca berkabut. Akibatnya adalah jarak pandang menjadi terbatas. Berkendara dalam kondisi jarak pandang terbatas memang bisa membahayakan. Namun jika Anda dihadapkan dengan alasan mendesak, maka tak punya pilihan lain kecuali melanjutkan perjalanan.


Boleh saja melanjutkan perjalanan jika Anda masih merasa aman. Namun, jika kondisi makin parah atau jarak pandang makin pendek, sebaiknya segera mencari tempat aman untuk berhenti dan menunggu kondisi cuaca membaik. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:


  • 1. Pastikan Kaca Selalu Bersih

Pastikan kaca jendela depan mobil Anda bersih sebelum mobil digunakan. Anda juga harus membersihkan spion samping sebelum berangkat untuk meminimalisasi kecelakaan. Upayakanlah meningkatkan visibilitas di sekitar kendaraan, dengan membersihkan seluruh kaca jendela.

  • 2. Gunakan Lampu yang Sesuai

Hal yang perlu diperhatikan saat jarak pandang terbatas adalah jangan menyalakan lampu jauh, karena hanya akan memperparah visibilitas. Alasannya, kabut justru memantulkan cahaya lampu mobil. Lampu kabut (foglamp) juga bisa diaktifkan, namun hanya jika jarak pandang di bawah 100 meter. Jangan lupa matikan lagi jika jarak pandang telah membaik.

  • 3. Gunakan Cairan Wiper

Cobalah bersihkan dengan cairan sabun khusus (washer fluid) lalu aktifkan wiper dengan setting lambat. Cairan pembersih juga bisa mengurangi atau menghilangkan partikel debu di kaca.

  • 4. Waspada dengan Pejalan Kaki

Jika melewati jalan yang kira-kira banyak pejalan kaki, perlambat laju kendaraan untuk mengetahui posisi mereka, dan selalu jaga jarak aman.

  • 5. Berhenti di Tempat yang Aman


Jika kondisi makin parah dan Anda terpaksa berhenti, carilah tempat dimana pengendara lain mudah melihat posisi kita. Terlebih, jika Anda harus berhenti di bahu jalan. Pastikan juga lampu hazard menyala saat berhenti, agar kendaraan belakang tahu posisi Anda. (Tips berkendara dari Hyundai Indonesia).

Sumber : Anjar Leksana

Sabtu, 26 September 2020

Aston Martin Vantage S V12

Setelah berselang beberapa bulan bermain dengan si kecil Aston Martin Vantage N430, yang menggendong mesin V8, akhirnya Autocar bisa bercengkrama bersama sang kakak, Aston Martin Vantage S V12. Sekilas dimensi dan tampangnya identik, hanya jantung mekanisnya saja yang beda. Sejatinya bagian yang khas dari dua model tersebut adalah balutan 'lipstik' yang menempel pada tepian grill dengan warna kontras.

Aston Martin Vantage S V12

Nah, sportscar yang kami kendarai kali ini berkelir kuning berpadu black carbonfibre pada grille dan pada lubang udara di bonnet. Efeknya adalah kombinasi warna yang mencolok. Dalam sudut pandang kami, visual semacam itu lebih seperti sentuhan bernilai seni ketimbang styling otomotif. Insinyur Aston Martin menyampaikan simbol karakter kendaraan yang kuat lewat bahasa desain eksterior, berupa tarikan garis yang mengalir dari fascia hingga ke belakang.

Aston Martin Vantage S V12

Analoginya, jika Anda melihat sosok James Bond, maka yang muncul adalah karakter tenang, well-dressed, penuh daya pikat, namun powerful. Dan begitulah adanya. Hubungan antara sang tokoh dengan Aston Martin memang begitu lekat. Berkaitan dengan itu, agaknya kendaraan ini lebih cocok disandingkan dengan konsumen aristokrat yang paham bagaimana cara berinteraksi dengan Vantage S V12. Tentu, siapapun boleh membelinya sebagai penghuni garasi rumah.

Dashboard Aston Martin Vantage S V12

Beralih ke bagian interior. Pabrikan Inggris ini belum pernah melakukan penyegaran sejak tahun 2009. Aston Martin masih saja mempertahankan desain dashboard lama yang terasa ketinggalan jaman dengan sportscar lainnya, sementara panel instrumen pun masih sama dengan gaya yang tidak terlihat agresif. Ketika Anda memasukinya, maka atmosfirnya pun mirip dengan Vanquish. Aston Martin mempertahankan sentuhan klasik seperti jam analog pada konsol tengah dan rem tangan berupa tongkat yang ditarik secara manual. Untuk sekaliber Aston Martin, tak perlu diragukan lagi cara mereka membalut interior, termasuk jok mobil, dengan bahan berkualitas yang dijahit (hand-made) dengan ketelitian tinggi.

Keunikan terus berlanjut saat Anda hendak menyalakan mobil dengan memasukan dan menekan keyless real-glass (kunci remote) di atas konsol tengah. Jarum penunjuk rpm bergerak cepat saat Anda menyalakan mesin. Nah, sayangnya pada meter cluster tak terlihat indikator red-line sebagaimana yang ada pada kendaraan atau bahkan sportscar pada umumnya. Jadi, sepertinya Anda harus melibatkan segenap 'feeling' berkendara agar menemukan titik kenyamanan ketika membawanya melesat kencang.

Di bawah bonnet berkelir kuning ini bersemayam jantung mekanis berbahan alloy naturally aspirated berkapasitas 6.0 liter V12. Dibandingkan dengan mesin Vantage regular, versi 'S' mengalami tuning mesin hingga tenaga melonjak 10% menjadi 570 hp dan tendangan torsi naik 9% menjadi 620 Nm. Salah satu formulasi dalam meningkatkan performa adalah gearbox. Insinyur Aston Martin membenamkan Sportshift III gearbox yang bobotnya 20 kg lebih ringan dari versi lawas.

Ia dibekali oleh gearbox single-clutch automated yang dapat dioperasikan secara otomatis dalam mode Drive. Awal berkenalan dengan sportscar ini kurang begitu mengundang hasrat, lantaran harus beradaptasi dahulu, bagaimana cara berkomunikasi dengan transmisi yang tergolong unik, bahkan antik. Apakah hal tersebut benar-benar menyenangkan? Kami tawarkan dua jawaban, bisa ya bisa juga tidak. Kami katakan tidak, jika Anda mengemudikannya secara pelan. Benar-benar tak menggairahkan saat mode normal. Setelah Anda memasukan gigi pertama dan seterusnya terasa ada jeda beberapa detik.

Dua putaran di proving ground Karawang kami habiskan untuk memahami bagaimana cara berinteraksi dengan si kuning Vantage S. Dan kami mulai bisa tersenyum setelah menekan tombol 'Sport' pada konsol tengah. Semuanya berubah, mulai dari setir yang semakin menyatu dengan pengemudi dan level kekerasan suspensi meningkat. Pun demikian dengan deru knalpot yang lebih 'berani' sebagaimana semburan mesin naturally aspirated.

Singkat cerita, kami menemukan cara terbaik untuk berkencan bersamanya. Mulailah melemaskan jemari tangan, dan biasakan untuk memindah gigi secara manual melalui paddle shift. Kami tak mengatakan transmisinya jelek, tidak. Hanya saja memang unik. Positifnya, gearbox ini lebih ringan dari dual-clutch. Hal ini membuat pengemudi merasa sangat terhubung dengan mesin. Perasaan bak kasmaran, saat Anda benar-benar memahami cara bermesraan bersamanya, Anda pun akan dibuat malas beranjak dari jok Vantage S V12.

Masih dalam mode berkendara 'Sport'. Untuk berakselerasi dari kondisi diam, Vantage S memberikan handling yang menyenangkan meski melesat kencang dengan respon secepat cahaya. Tentu konstantanya tidak secepat cahaya sesungguhnya. Kami hanya mengistilahkan itu lantaran responnya memang memukau. Lihat saja, respon mesin dari paddle shift-nya kurang dari 70 milidetik. Untuk berakselerasi dari 0-100 kpj hanya butuh 3,7 detik. Bukanlah torehan angka yang buruk.

Lantas, bagaimakah rasanya bila dibanding dengan transmisi PDK milik Porsche atau S tronic twin-clutch auto gearbox dari Audi? Transmisi milik Vantage yang jelas akan menyenangkan bila Anda memperlakukan sebagaimana karakternya. Hanya saja, carilah jalan yang tepat (jauh dari kemacetan) maka Anda benar-benar akan melupakan soal transmisi. Layak untuk dipinang? Jika Anda serius untuk memilikinya, sebaiknya berhenti membaca tulisan ini dan bergegaslah mencoba sendiri keunikan dan temukan penyatuan bersama Vantage S V12.


Penulis : Anjar Leksana

Lima Permasalahan Umum BMW E30 M40

Hal-hal yang harus diperhatikan saat merawat sedan BMW E30.

Populasi BMW E30 di Indonesia mayoritas berbentuk sedan empat pintu bermesin 1.800cc. Ada dua tipe mesin 1.800 cc yang umum beredar di indonesia, yakni mesin berkode M10 dan M40. Kendaraan ini mengantongi teknologi cukup sederhana dan kini harganya tergolong relatif murah. Perawatannya pun cukup mudah bagi Anda yang punya dan hendak membeli kendaraan ini. Sebelum Anda membeli “BMW-nya Mas Boy”, kami ini mengulas beberapa hal yang patut diperhatikan pada BMW E30 318i bermesin M40. Berikut yang harus Anda perhatikan:

1. Air Flow Meter (AFM)

Air Flow Meter terletak persis setelah boks saringan udara di bagian kiri depan. Fungsinya mengirim informasi kepada Engine Control Unit (ECU) mengenai jumlah udara yang masuk. Semakin panjang jarak tempuh, komponen karbon di dalam AFM akan menipis sehingga mobil tidak dapat beroperasi dengan optimal.

Salah satu cara mengeceknya adalah perhatikan putaran mesin saat stasioner. Ketika mobil tidak dapat stasioner dengan stabil, maka ada kemungkinan AFM sudah tidak berfungsi normal. Selain itu rasakan pergerakan tenaga dari putaran bawah hingga atas. Apabila mobil terasa seperti tercekik atau tersendat saat melaju ke putaran atas, maka hal ini juga menjadi salahsatu gejala AFM tidak berfungsi normal.

2. Cylinder head dan camshaft

Camshaft menjadi salahsatu titik lemah di mesin M40. Cam lobe lebih mudah aus ketimbang mesin BMW E30 lainnya karena oil spray bar yang mudah tersumbat. Apabila camshaft aus, maka mesin tidak dapat berputar di putaran tinggi mengakibatkan hilangnya tenaga. Mesin M40 memiliki suara khas ''tik-tik-tik-tik'' yang halus. Namun apabila Hydraulic Valve Adjuster aus akan mengakibatkan suara mesin yang kasar, seperti suara burung pelatuk. Dan jangan lupa ganti timing belt karena ketika sabuk ini putus akan mengakibatkan bencana besar bagi mesin dan dompet Anda.

3. Selang-Selang

Salahsatu hal krusial yang patut diperhatikan adalah selang-selang di BMW E30 anda. Rasakan karet-karet selang radiator apakah sudah getas atau tidak. Lalu selang bensin masuk dan keluar terletak di dekat booster rem, cari keretakan atau sumber kebocoran karena akan sangat berbahaya ketika selang tersebut sudah getas. Selang-selang lain yang terdapat di ruang mesin maupun menuju ruang mesin pun perlu diperiksa karena BMW E30 bukan lagi tergolong sebagai mobil muda.

BMW E30 M40


 4. Body dan sasis

Perhatikan garis-garis yang menyambung antara panel ke panel. Masih luruskan atau ada bekas tabrakan? Lalu perhatikan jarak antara panel, gap antara panel yang baik seharusnya rata. Dan cari BMW E30 yang memiliki lis body yang lengkap, karena akan sulit untuk mencari barang-barang lis serta harganya pun relatif mahal. Kemudian cari titik karat di kolong mobil. Biasanya terdapat di balik rocker panel, lekukan sasis persis di bawah firewall, dan bagasi. Keropos yang menggerogoti bagian sasis akan membahayakan nyawa Anda ketika berkendara.

5. Jejak oli

Periksa kolong-kolong mesin dan juga bagian belakang mesin dekat sambungan gearbox terhadap bekas ataupun rembesan oli. Ketika ada oli yang keluar dari mesin maka ada kemungkinan kebocoran dan bisa jadi memerlukan biaya yang relatif mahal untuk diperbaiki.


Oleh : Ahmad Karim 

Selasa, 22 September 2020

Begini Rasanya Naik Ducati Scrambler

Ducati menghidupkan kembali motor bergaya retro yang sempat berjaya di tahun 1960-an silam. Ya, saat pabrikan Italia ini mengumumkan kelahiran kembali Scrambler banyak pecinta motor retro yang tak sabar untuk meminangnya. Ducati kini menghadirkan dua varian dari Scrambler yaitu Sixty2 dan 800. Saya pun berkesempatan mencicipi seperti apa Ducati Scrambler Sixty2 yang diimpor langsung oleh Garansindo Euro Sports selaku agen resmi Ducati di Tanah Air.

Sixty2 sendiri terinspirasi oleh gaya hidup anak muda saat ini, skateboard, street food, musik pop dan semua itu seakan kembali ke jaman kejayaan musik pop di tahun 1962 (tahun pertama Ducati Scrambler diluncurkan). Pembeda yang paling utama antara Sixty2 dengan Ducati Scrambler 800 adalah kapasitas mesinnya. Ya, Ducati membekali Scrambler Sixty2 dengan mesin kecil yaitu 399cc yang memang disesuaikan untuk pasar Asia atau konsumen yang ingin naik kelas memiliki Ducati. Bisa dibilang inilah entry level dari Ducati.

Desainnya kini retro modern, tampilan klasik masih dipertahankan namun dipadukan dengan aura modern agar tetap tampil kekinian. Bodinya yang ramping dengan ciri khas tangki bensin yang masih sama seperti Scrambler generasi awal. Setang lebar dan tinggi serta ban ‘dual purpose’ belakang menggunakan ukuran 160/60 x 17 inci dan ban depan 110/10 x 17 semakin menguatkan aura Scrambler-nya. Posisi duduknya pun ‘aman’ untuk postur Asia seperti orang Indonesia.

Scrambler Sixty2 ini dijual dengan harga Rp 219 juta (OFR), oleh sebab itu fiturnya tidak terlalu istimewa, semua dibuat sesuai kebutuhan. Seperti lampu depan yang bergaya bulat klasik namun dikelilingi LED untuk mempermanis tampilannya. Kemudian suspensi depan masih mengandalkan teleskopik biasa berdiameter as 41 mm, sedangkan versi 800 cc-nya sudah dibekali dengan upside down.

Lengan ayun ‘banana’ berbahan baja didukung dengan suspensi belakang. Sedang dari sisi pengereman, depan cakram berdiameter 320 mm dengan kaliper Brembo 2 piston, belakang 245 mm dengan kaliper Brembo 1 piston. Untuk keselamatan, Scrambler Sixty2 ini sudah dibekali ABS, yang bisa dimatikan melalui menu yang ada di spidometer.

Spidometernya sendiri modern dengan tampilan digital, menyuguhkan informasi kecepatan, odometer, trip A & B, suhu udara, side stand status, jam, rpm, voltase aki, dan jadwal servis. Ada juga shift light yang akan berkedip di 12.000 rpm.

Saat diajak berkendara di kepadatan Jakarta, Sixty2 menyuguhkan pengendalian yang lincah. Dengan bobot bersih hanya 165 kg, layaknya mengendarai motor 250 cc. Melewati kemacetan juga masih nikmat tidak merepotkan. Hanya harus berhati–hati karena stangnya cukup lebar. Suspensinya nyaman, baik dikendarai sendiri maupun berboncengan.

Dibekali dengan mesin L-twin cylinder dengan bore 72 mm dan stroke 49 mm, Desmodromic 2 klep di tiap silindernya. Racikan Ducati ini memiliki karakter respon mesin yang cukup halus sehingga cocok untuk bikers yang baru naik kelas atau untuk riding dalam kota. Raungan mesin kasar khas Ducati tetap terdengar jelas, meskipun knalpot bawaan pabrik cukup senyap.

Saat akselerasi, motor ini baru terasa galak saat menyentuh 8.000 rpm, hentakan mesin langsung terasa menarik badan sampai limiter di 12.000 rpm. Memang motor ini diracik agar memiliki tenaga puncak 41 hp dan torsi 34,6 Nm pada rentang rpm tersebut. Karakter perpindahan gear terasa halus dan rapat, namun masih terasa ada jeda rpm ‘drop’ saat pindah gear. Koplingnya termasuk enteng sehingga semakin menambah kenikmatan berkendara terutama di dalam kota. Namun sayang putaran gas terasa cukup berat, sehingga disarankan untuk menggunakan sarung tangan.

Satu lagi yang harus diingat adalah, hawa panas akan merasuk ke kaki pengendara saat posisi sedang terjebak macet atau berhenti di lampu merah, tapi begitu sudah tancap gas lagi panasnya hilang seketika. Scrambler Sixty2 ini merupakan racikan yang pas dari Ducati karena terasa lincah untuk membelah kepadatan Jakarta namun juga responsif dan tetap nyaman saat diajak turing jarak jauh. Mesinnya yang hanya 399cc merupakan pilihan yang bijak bagi Anda yang ingin naik kelas dan merasakan sensasi berkendara a la Ducati.

Spesifikasi Ducati Scrambler

Sumber : Autocar Indonesia


Jumat, 11 September 2020

BMW X5 xDrive40e M Sport - Tahun 2016

BMW X5 Hybrid ini pertama kali diboyong ke Tanah Air oleh PT BMW Indonesia di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Sayangnya BMW belum berniat untuk memasarkan mobil plug-in hybrid ini secara resmi di Indonesia. Persoalan terbesarnya adalah belum jelasnya peraturan pemerintah mengenai mobil listrik dan hybrid.

BMW X5 xDrive40e M Sport - Tahun 2016


Saat ini, satu unit yang telah hadir akan digunakan untuk kepentingan edukasi dan membangun perhatian dari kalangan pemerintah dan masyarakat terhadap teknologi ramah lingkungan. Namun Autocar Indonesia mendapat kesempatan untuk mencoba mobil yang hanya ada satu-satunya di Indonesia ini untuk pengenalan lebih dalam.

Secara desain, X5 xDrive40e ini tak ubahnya dengan varian X5 bermesin diesel atau bensin. Anda mungkin hanya akan merasakan perbedaan saat melihat ada dua tutup tangki bensin di mobil ini dan juga ketika melihat logo ‘eDrive’ di buritan. Selebihnya semua sama.

Di dalam kabinnya ada sedikit perbedaan, karena BMW plug-in hybrid ini memiliki ciri khas dengan warna biru sehingga nuansa di dalam kabinnya ada unsur warna biru. Kemudian ada perbedaan dari hadirnya tombol eDrive di panel tengah dekat mode berkendara. Dari panel instrumen tidak ada yang berbeda, hanya ada gambar baterai untuk menunjukkan kapasitasnya saja.

BMW X5 Hybrid, SUV BMW pertama yang mengadopsi teknologi plug-in hybrid.

Teknologi plug-in hybrid yang dimiliki oleh X5 ini sama dengan yang ada pada BMW i8. Bedanya pada i8 konsumen yang membeli mobilnya akan diberikan satu wallbox (tempat pengisian baterai) untuk dipasang di rumah. Nah kalau X5 ini tidak dapat, karena ya memang mobilnya juga belum dijual.


Mesin konvensionalnya sendiri dibekali dengan mesin 4-silinder 2.0 liter turbo dengan tenaga maksimal 245 hp dan torsi 350 Nm. Kemudian motor listriknya memiliki tenaga 113 hp dan torsi 250 Nm. Jika digabungkan maka tenaga totalnya mencapai 313 hp dengan torsi 450 Nm.

Pada X5 hybrid ini penggerak rodanya sudah mengadopsi sistem xDrive atau penggerak empat roda melalui transmisi otomatis 8-speed Steptronic. Berbeda dengan i8 yang mesin bensinnya menggerakkan roda belakang sementara motor listriknya menggerakkan roda depan. Pada X5 ini baik mesin bensin dan motor listriknya sama-sama menggerakkan keempat rodanya secara bergantian atau berbarengan.

Mode berkendara untuk eDrive ada tiga yaitu Auto eDrive sebagai mode default untuk kombinasi mesin bensin dan motor listrik sesuai kebutuhan pengemudi dan juga kapasitas baterai. MAX eDrive untuk mode full electric sesuai dengan kapasitas baterai yang tersisa. Terakhir ada SAVE Battery di mana mesin bensin akan selalu menyala untuk menjalankan mobil dan juga mengisi ulang baterai.

Tapi kecanggihan mobil plug-in hybrid BMW ini baterainya bisa diisi ulang di mana saja. Asal ada stop kontak listrik 12V di tembok maka bisa mengisi ulang baterainya. Hanya saja tidak boleh menggunakan sambungan kabel. Untuk sekali pengisian terdapat 3 setelan ampere yang berbeda, semakin besar maka semakin cepat waktu pengisiannya, paling cepat mencapai 3-4 jam. Jika menggunakan Wallbox dari BMW hanya kurang dari 3 jam.

Untuk mode berkendaranya sendiri masih sama ada ECO Pro, Comfort, Sport, dan Sport+. Jika menggunakan ECO Pro, saat coasting mobil akan pindah sendiri ke mode elektrik. Saat menguji kemampuan baterainya, dari kantor BMW Indonesia di The Plaza, Thamrin menuju ke kantor Autocar di jalan TB Simatupang, kami menggunakan mode MAX eDrive. Dengan kondisi awal baterai yang penuh dan situasi lalu lintas yang macet, jarak 13 km ditempuh dengan total waktu perjalanan satu jam. Tapi tidak sekalipun mesin bensinnya menyala, jadi kami sama sekali tidak menyumbang polusi ke langit Jakarta.

Klaim BMW mobil ini bisa berjalan dengan motor listrik sejauh 31 km dengan kecepatan maksimum 120 kpj. Jika jarak dari rumah ke kantor hanya kurang dari 20 km maka bisa-bisa Anda tidak perlu mengisi bensin selamanya dan juga berperan dalam mengurangi polusi. Sayangnya mobil ini belum dijual oleh BMW hanya karena pemerintah kita belum mengerti apa bedanya teknologi hybrid dengan mesin konvensional. Mudah-mudahan edukasi yang diberikan oleh BMW melalui i8 dan X5 hybrid ini dapat memberikan pencerahan bagi pemerintah agar segera merevisi skema pajak bagi kendaraan ramah lingkungan.

BMW X5 xDrive40i M Sport

 

Harga             TBA

Mesin             Bensin 2.0 liter 4-silinder turbo, motor listrik

Tenaga            313 hp (245 hp mesin bensin), (113 hp motor listrik)

Torsi               320 Nm (mesin), 250 Nm (motor listrik)

Transmisi        otomatis 8-speed (AWD)

0-100 kpj        6,8 detik (klaim)

Kec. Maks      210 kpj (mesin bensin) / 120 kpj (motor listrik)

 

 Sumber : Danang Priyamboro