Rabu, 28 Oktober 2020

Test Drive New CR-V 2015: Semakin Sempurna

 

Tahun 2014, Honda CR-V terjual sebanyak 8.551 unit. Apakah ini pertanda Honda CR-V masih amat diminati di Indonesia? Jika kita lihat dari segi penjualan, tentu saja. Apalagi jika melihat sejarah Honda CR-V di Indonesia. Diluncurkan pada tahun 2000, Honda CR-V telah terjual sebanyak 153.773 unit, dan menjadi model dengan total penjualan tertinggi di kelasnya.


Honda CR-V juga mendapatkan 130 penghargaan internasional dan 31 penghargaan di Indonesia, termasuk kendaraan dengan tingkat emisi terbersih dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Pada awal tahun ini, tepatnya 14 januari 2015, PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai agen pemegang merek Honda Indonesia kembali meluncurkan versi terkini dari Honda CR-V (facelift).

Honda New CR-V 2015: Semakin Sempurna

Sebagai unit facelift, tentu tidak banyak pembaruan disegi mekanika. Pembaruan utama terjadi pada kelengkapan fitur kenyamanan hingga keselamatan, termasuk penyempurnaan bentuk dan desain interior hingga eksterior. Alasan tidak diberikannya pembaruan di sektor mekanika karena HPM masih menganggap mesin 2,0 liter dan 2,4 liter milik Honda CR-V sangat ideal bagi kebutuhan konsumen. Lagi-lagi kami mempertanyakan keputusan ini. Apa benar demikian? Bukankah begitu banyak kompetitor dengan model baru di luar sana?


Guna menjawab segala pertanyaan soal new Honda CR-V, kami mengujinya dengan rute Jakarta-Bandung, menyusuri beragam rute mulai dari jalan bebas hambatan, hingga jalanan berliku menanjak dan turunan cukup terjal di lereng gunung Tangkuban Perahu.

New CR-V membawa formula andalannya: kabin luas, dengan jok belakang be ruang kaki ideal, ruang kargo luas dengan dek rendah dan datar. Nah, selain formula teruji tersebut, New Honda CR-V memakai lampu bru, grille, bumper dan velg baru. Di dalam kabin, sentuhan material lebih bermutu hingga aplikasi Nanoe, sebuah pemurni udara.

Di belakang Kemudi

Kami menguji new Honda CR-V 2.4L Prestige. Tidak ada perbedaan posisi duduk antara Honda CR-V lawas dan terbaru. Posisi duduk bisa diatur melalui 8-way power seat adjustment, yakni pangaturan kursi pengemudi delapan arah secara elektrik melalui tombol di bawah kursi untuk mendapatkan posisi mengemudi terbarik. Melengkapinya, terdapat power lumbar support.


Tidak adanya perubahan signifikan di dashboard dan konsol tengah, berarti mata kita bisa melemparkan pandangan horisontal dan vertikal dengan baik. Saya tidak kesulitan mengukur jarak mobil dengan mobil lain ketika hendak parkir atau ketika melakukan gerakan menyalip. Ini terasa cukup berbeda dengan all-new Xtrail. Dengan bonnet yang bergelombang dan besar, dibutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dan sudut pandang guna mendapatkan posisi mengemudi ideal. Namun, begitu mendapatkannya, mengemudi all new Nissan X-trail sama nikmatnya dengan new CR-V.

Respon kemudi new Honda CR-V tetap sama dengan pendahulunya. Cukup baik meskipun tidak sempurna. Toh, mobil ini bukanlah sebuah sports car atau super car yang membutuhkan respon kemudi sempurna.

Hal berbeda terasa pada suspensi. Paduan MacPherson Strut di depan dan Double Wishbone di belakang sangat baik meredam gundukan besar seperti polisi tidur, jadi secara umum terasa sangat nyaman. Pun demikian, mobil cukup bergetar ketika melahap jalur tak ramah.

Dalam hal pengendalian, Honda CR-V merespon pergerakan tangan dengan baik. Grip disajikannya dengan melimpah. Gejala limbung tetap terasa meskipun dijaga di titik terendah. Gejala semacam ini biasa muncul pada mobil bergenre SUV. Ini terkait dengan bentuk/desain mobil yang tinggi sehingga titik gravitasi tidak sempurna.

Seperti yang kami perkirakan, new Honda CR-V tidak dibuat sebagai mobil performa, namun limpahan tenaga dari mesin i-VTEC 2,4 liter DOHC + DBW bertenaga maksimal 190 PS pada 7.000 rpm dan torsi 222 Nm pada 4.400 rpm, mengirimkan akselerasi baik. Saya sudah menguji all-new Nissan X-trail 2,5 L. Jika dibandingkan torehan tenaganya, All new Nissan X-trail hanya menggelontorkan 171 PS.

Sistem Drive by Wire mengirim sinyal kepada mesin untuk menggelontorkan tenaga dengan cepat, mengikuti kecepatan pijakan kaki. Respon transmisi otomatis lima percepatan milik new Honda CR-V juga sangat memuaskan. Meskipun tidak memakai CVT yang lebih canggih, rasanya responnya mampu mengalahkan responsivitas CVT new Xtrail. Apalagi dengan bantuan Grade Logic dan Shift Hold Control yang mengatur perpindahan transmisi berdasarkan kondisi jalan saat tanjakan dan turunan unutk menambah kenyamanan dan keselamatan. Sementara fitur Shift Hold Control berfungsi untuk mengatur perpindahan transmisi secara terkomputerisasi dan terintegrasi saat berkendara di jalan berliku.

Kesimpulan

Kekurangan terasa pada saat menikung cepat (limbung minor), dan harga cukup tinggi ketimbang kompetitornya. Harga juga menjadi hadangan lain. New Honda CR-V dijual Rp 477 juta (OTR Jakarta), new Honda CR-V lebih mahal dari All new Nissan X-trail 2,5 liter yang dibandrol Rp 431,5 juta.

New CR-V Facelift pilihan di antara model-model SUV

Pun demikian, kelebihan ada banyak. Dari segi pembaruan eksterior dan interior, Honda CR-V terbaru terlihat sangat baik.  Honda CR-V juga sangat nyaman, berperforma sekaligus sangat mudah dikendalikan. Perubahan interior dan penambahan fitur-fitur kenyamanan membuat nilainya semakin bertambah. Perangkat keselamatan pun semakin lengkap dengan penambahan jumlah airbag ( 6 pada tipe prestige). Semua itu membuat value for money new Honda CR-V mencuat dan membuatnya lebih sempurna.

Oleh Reza Erlangga 20 Januari 2015 

Senin, 26 Oktober 2020

First Drive Mazda CX-5 2015

First Drive Mazda CX-5 2015 - Pada bulan April 2015, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) meluncurkan penyegaran dua produk mereka di Tanah Air yaitu Mazda6 dan CX-5. SUV lima penumpang andalan Mazda, CX-5 mendapatkan penyegaran wajah serta evolusi fitur dan teknologi guna melengkapi kenikmatan berkendara pada Mazda CX-5.


Mazda CX-5 mendapat kosmetik dan fitur baru .

Desain eksterior mendapat revisi pada bagian grille dengan desain horizontal baru dan desain fog lamp yang juga baru. Sementara dimensi kaca spion diperkecil untuk mengurangi getaran sementara lampu depan dan belakang kini telah menggunakan teknologi LED. Selain itu, desain velg baru berukuran 19 inci dengan paduan chrome dan hitam glossy menjadikan tampilan CX-5 lebih sporty.

Mazda CX-5 interior

Beralih ke interior, perubahan tampak jelas terlihat terutama di bagian dashboard dan konsol tengah yang kini bernuansa lebih modern dan elegan. Tuas rem tangan di konsol tengah berganti dengan tombol Electric Parking Brake yang lebih praktis, cukup tarik untuk aktifkan rem dan tekan untuk melepasnya. Pada dashboard telah tersedia layar sentuh 7 inci sebagai pusat infotainment dengan sistem MZD Connect untuk mengakses berbagai sistem audio dan dukungan akses sistem navigasi. Saat laju kecepatan menengah, layar sentuh tak akan berfungsi guna menjamin keselamatan pengemudi. Sebagai gantinya kontrol utama menggunakan dial di konsol tengah untuk mengakses fitur MZD Connect.


Duduk di jok CX-5 baru terasa lebih nyaman berkat bantalan jok baru yang ditambah ketebalannya sehingga dapat menyerap getaran lebih baik. Bentuk dari sandaran jok yang pas pun terasa nyaman memeluk tubuh pengemudi maupun penumpang, apalagi kini jok penumpang depan telah dilengkapi dengan pengaturan otomatis seperti halnya di jok pengemudi. Sayangnya, untuk kursi penumpang belakang masih seperti dulu tanpa adanya fitur reclining.

Di balik kap masih bernaung mesin 2.488 cc, 4-silinder yang menghasilkan daya 185 hp pada 5.700 rpm dan torsi 250 Nm pada 3.250 rpm dengan transmisi Skyactiv Drive 6-speed yang perpindahan gear nya terasa mulus dan menyenangkan. Ketika berakselerasi di jalan bebas hambatan, rasa berkendaranya masih serupa dengan pendahulunya, dengan bobot kemudi yang terasa pas dan presisi, serta pedal akselerasi yang responsif. Yang menarik, suspensi telah direvisi dengan ubahan struktur bagian dalam damper dan mengubah bentuk lower arm bushing suspensi depan. Walaupun tak signifikan, bantingan terasa sedikit lebih bersahabat tanpa menghilangkan rasa pengendalian yang sporty.


Evolusi datang dari sektor keselamatan i-Activsense, dan salah satu fitur unggulannya adalah Smart City Brake Support atau pengereman mendadak otomatis. Saat tes simulasi, memang CX-5 baru langsung mengerem dengan sendirinya saat sensor mendeteksi jarak mobil dengan objek di depan sudah terlampau dekat dan kaki kami tidak menginjak pedal rem. Fitur lainnya adalah Lane-keep Assist System (LAS) yang akan memberi peringatan seraya mengintervensi kemudi secara otomatis saat mobil keluar lajur. Misalnya saat kami melaju kencang di jalan bebas hambatan dan keluar jalur ke kiri, kemudi akan secara otomatis berputar ke kanan. Begitu pun sebaliknya. Beberapa orang mungkin akan merasa intervensi yang dilakukan menjadikan pengendalian dinamis di jalan bebas hambatan sedikti kurang leluasa.


Lampu LED baru yang disematkan juga mendukung keselamatan dengan fitur Adaptive LED Headlamps (ALH). Glare-Free High Beam misalnya, yang akan mematikan sejumlah lampu multi-LED saat lampu besar aktif agar tidak menyilaukan mobil di depan atau yang datang berpapasan dari arah berlawanan namun Anda masih mendapatkan penerangan yang cukup.

Sejumlah fitur dan teknologi anyar pada CX-5 baru menjadi penyempurna dari apa yang sudah ditawarkan oleh pendahulunya, dan jika Anda menyukai CX-5 generasi sebelumnya, Anda akan lebih menyukai CX-5 baru dan bisa jadi semakin terbuai olehnya. Baca juga First Drive All New Mazda 2 R MT.

Lihat juga Ini Kelebihan dari Mazda6 dan CX5 Terbaru.

Rentang harga pada tahun 2015

Ex-showroom price Rp 490.400.000

Mesin

Instalasi 2,488 cc 4-silinder DOHC

Tenaga 185 hp @ 5.700 rpm

Torsi 250 Nm @ 3.250 rpm

Transmisi

Tipe Otomatis 6-Speed

Dimensi

Ground clearance 215 mm

Chassis

Ban 225/55 R19


Oleh Ardiantomi 20 Juni 2015


Jumat, 23 Oktober 2020

Mercedes-Benz GLA-Class

Review Mercedes-Benz GLA-Class (2015) - Satu dekade lalu, mungkin hampir tak pernah terbersit dalam pikiran para petinggi merek premium Eropa, bahwa mereka akan terjun ke pasar mobil yang sempit (niche) pembeli, seperti crossover. Namun hal itulah yang terjadi saat ini. Lihat saja kehadiran Mercedes-Benz GLA-Class, sebuah crossover bergaya SUV, namun berbasis hatchback terlaris, A-Class. Hal ini merupakan wujud usaha Mercedes untuk membuka peluang di pasar baru, bagi para calon konsumen baru mereka. 


A-Class pun menjadi semacam “pilot project” bagi Mercedes untuk memasuki segmen baru ini. Platform-nya menjadi basis kelahiran model seperti CLA-Class dan GLA-Class. Seperti halnya CLA-Class yang menjadikan Mercedes memasuki segmen pasar sedan kompak bermesin kecil untuk pertama kalinya, GLA-Class pun memberikan cerita serupa. Inilah model crossover pertama Mercedes-Benz dalam sejarah perjalanan mereka. Di Indonesia, Mercedes Benz menyediakan dua tipe untuk GLA 200, yakni Sport dan Urban. 

Dari silsilah keluarga Mercedes-Benz, GLA-Class lahir sebagai produk yang benar-benar berbeda dari semua saudaranya. Meski mereka menyebutnya sebagai SUV kompak, GLA lebih pantas disebut sebagai sebuah crossover. Berbasis A-Class, kesan tampilan hatchback yang diusung GLA-Class memang tampak masih terlalu mendominasi. Meski begitu, citra merek Mercedes yang diusung GLA-Class memang tak dapat diremehkan, ditambah dengan jaminan kualitas premium yang disuguhkan, seharusnya mobil ini layak menjadi pilihan.

Desain Mercedes-Benz GLA-Class

Dari dimensinya, GLA memang terlihat lebih kekar dan lebih besar dibandingkan dengan A-Class, namun sebenarnya spesifikasi dimensi panjang dan lebarnya nyaris sama persis, hanya berbeda beberapa milimeter saja. Jarak sumbu rodanya pun masih sama. Yang membedakannya adalah ketinggian mobil. Crossover Jerman ini memiliki tinggi 1.494 mm, atau 59 mm lebih tinggi dibandingkan A-Class.

Dilihat dari bagian depan, tampilan GLA kental dengan kesan sporty sesuai dengan varian GLA 200 Sport yang kami uji. Model ini memiliki sentuhan elemen-elemen eksterior dari AMG. Sisi maskulin sebuah SUV tampil dari guratan pinggul belakangnya yang tegas, aksen aluminium roof-rails, side bumper protector, serta desain apron belakangnya. Di bagian belakan itu terlihat semacam elemen skid-plate yang terintegrasi dengan twin-exhaust, menegaskan kesan sporty-nya. Velgn model five-spoke AMG berukuran 19 inci kembali menampilkan nuansa yang sporty.

Di sektor mesin masih menggunakan unit yang sama seperti milik A 200 dan CLA 200, yaitu mesin berbahan bakar bensin 4-silinder segaris 1,6 liter turbo bertenaga 156 hp dan torsi berlimpah hingga 250 Nm, yang sudah hadir mulai 1.250 rpm. Mesin ini berpasangan dengan transmisi otomatis 7-percepatan 7G-DCT  yang menggerakkan kedua roda depan.

Berbasis A-Class menjadikan  GLA ini juga mendapatkan fitur-fitur yang nyaris serupa dengan Sang Kakak. Sistem Auto Start-Stop Engine untuk konsumsi bahan bakar yang lebih efisien telah tersemat, selain itu juga hadir Active Parking Assist yang kini menjadi fitur standar di hampir seluruh model Mercedes-Benz.

Fitur keselamatan yang menjejali GLA antara lain adalah enam buah airbag, sistem rem dengan ABS+EBD+BA, kontrol traksi, Electornic Stability Program (ESP), cruise control, hingga sensor parkir dan sensor wiper otomatis. Untuk mendukung pengendaliannya, Acceleration Skid Control dan ESP Dynamic Cornering Control System menjadi jaminan Anda saat berkendara lebih agresif.

Interior Mercedes-Benz GLA-Class

Bagian interior GLA sama persis dengan yang dimiliki oleh A-Class hatchback. Jok kulit Alcantara dengan pengaturan elektronik untuk baris pertamanya mendekap dengan nyaman, dan kekedapan interiornya menjadi bukti bahwa mobil ini memang berada di segmen premium. Elemen sporty khas AMG hadir dari penggunaan lingkar kemudi dari material kulit dengan jahitan berwarna merah. Lingkar kemudi ini, menurut saya, memberikan sensasi genggaman begitu nyaman di segala kondisi. Atap panoramic menambah impresi positif bagi mobil ini, namun kemudian terhenti begitu saja.


Ya, lapisan mahal Alcantara di joknya seakan tak dapat menghapus kesan “biasa” yang diberikan material lain di dashboard, konsol dan trim pintunya. Material yang digunakan tidak terlihat mahal, bahkan sistem AC-nya masih manual dengan tombol putar. Hal yang cukup disayangkan, mengingat harga jual GLA yang cukup tinggi untuk sebuah entry level Mercedes-Benz. Sebagai perbandingkan, sebuah SUV, bahkan hatchback bermerek Jepang dengan harga jual yang kurang dari setengahnya,  sudah dilengkapi dengan fitur-fitur tersebut, bahkan lebih baik lagi.

GLA memiliki tombol pusat pengatur sistem audio dan multimedia yang berada di konsol tengah dekat dengan arm rest. Tombol putar ini cukup mudah untuk dioperasikan karena berada di posisi dimana tuas transmisi lazimnya berada. Namun pada GLA, tuas pemindah transmisi berada di balik lingkar kemudi. Hal ini turut menyuguhkan ruang penyimpanan yang lebih banyak di bagian konsol tengah. Semua perintah dari tombol putar tersebut digunakan untuk mengubah berbagai macam pengaturan yang tampil di layar berukuran 5,8 inci di tengah dashboard.

Tampaknya tempat duduk baris kedua menjadi masalah bagi GLA. Untuk dua orang dewasa, GLA tidak akan menjadi pilihan pertama soal kenyamanan dan keleluasaan di dalamnya. Garis atap yang rendah dan melandai ke bagian belakang khas hatchback benar-benar memangkas ruang kepala di bagian belakang. Efek penggunaan atap panoramic menjadi solusi penciptaan suasana ruang lebih lapang. Sementara di bagian bagasi, Mercedes menawarkan kapasitas bagasi hingga 421 liter dalam kondisi normal, dan dapat terdongkrak hingga 836 liter dengan melipat rata bangku belakang. Yang menjdai hambatan, dengan meningkatnya jarak lantai kendaraan ke tanah, maka ambang bagasi pun semakin tinggi.

Performa Mercedes-Benz GLA-Class

Performa yang disuguhkan oleh GLA 200 yang kami uji terasa sangat menurun dibandingkan saat kami mengujinya pertama kali di awal tahun ini. Respon akselerasinya terasa sangat lambat, dan terdengar suara ‘ngelitik’ dari mesinnya setiap kali kami menginjak pedal gas dalam-dalam untuk berakselerasi. Hal ini kami duga akibat perawatan yang kurang optimal dan sering kalinya mobil uji ini menggunakan bahan-bakar yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan sebelum kami pinjam.

Dalam uji akselerasi 0 – 100 kpj yang kami lakukan berulang kali, angka yang kami dapat tidak dapat lebih cepat dari 11,3 detik, meski sudah kami lakukan di mode pengendaraan Sport. Padahal klaim Mercedes-Benz akselerasi hingga 100 kpj dapat dicapai dalam 8,8 detik. Di putaran mesin rendah, GLA benar-benar terhambat performanya akibat respon akselerator yang lambat, meski saat berakselerasi di kecepatan menengah dan tinggi mobil ini memberikan respon yang cukup baik.

Penggunaan paddle shift turut berkontribusi untuk menyuguhkan performa yang menyenangkan. Dalam mode pengendaraan manual, penggunaan paddle shift menjadikan perpindahan gear dapat dilakukan kapan saja untuk mengeluarkan tenaga yang dibutuhkan. Dalam perjalanan menuju Bandung yang didominasi oleh lintasan menanjak, kekurangan GLA200 yang disebabkan respon akselerasinya yang lambat, dapat dipenuhi oleh pemilihan gear yang lebih rendah.

Pengendalian Mercedes-Benz GLA-Class

Respon mesin yang lambat menjadikan pengendaraan GLA terasa kurang optimal di putaran mesin rendah. Hal ini menjadikan pergerakan mobil seakan terhambat dan tidak sesuai ekspektasi saat misalnya, beranjak setelah lampu merah berubah menjadi hijau. Meski begitu, soal kenyamanan dalam pengendaraan, kami tetap perlu mengacungi jempol.  Yang perlu Anda lakukan hanyalah mencoba untuk berakselerasi secara halus dan bertahap, GLA dapat dengan mudah menuruti input tersebut. Torsi mendorong mobil dengan halus, dan perpindahan transmisi berlangsung mulus menuju gear tertinggi demi efisiensi dan kenyamanan.

Sepanjang pengujian, suspensi GLA 200 Sport terasa keras saat melintasi jalanan berlubang ataupun polisi tidur. Hal ini rasanya cukup berkaitan dengan penggunaan ban berprofil rendah. Saat bermanuver cepat, kenyamanan suspensi ini masih memberikan sedikit efek mengayun, meski tidak terlalu banyak. Di kecepatan tinggi, mobil ini memberikan kepercayaan diri berkat penggunaan ban tapak lebarnya, sementara di kecepatan rendah, lingkar kemudinya berbobot cukup ringan, tak menyulitkan saat parkir. Visibilitas ke depan cukup lapang, namun melihat ke belakang cukup tereduksi bentuk atap yang menurun dan kaca belakang yang kecil.

Di kelas crossover, GLA tetap menyuguhkan pengendaraan kelas premium layaknya produk lain lansiran Jerman. Meski begitu, jika berbicara mengenai kehalusan pengendaraan, SUV kompak lansiran pabrikan Jepang, seperti Honda CR-V masih memberikan keunggulan dibandingkan GLA. Namun soal peredaman kebisingan, GLA dapat mengatasi dengan sangat baik.

Berkat ban bertapak lebar dan dukungan sistem pengereman ABS+EBD dan Brake Assist, tak dapat dipungkiri  jika performa pengereman GLA memberi jaminan keselamatan. Tercatat, dari kecepatan 80 kpj hingga benar-benar diam, GLA berhenti dalam jarak 24,7 meter dan waktu 2,2 detik.

Beli dan Miliki Mercedes-Benz GLA-Class

Sebagai kendaraan terbaru di segmen yang juga baru bagi Mercedes-Benz, GLA-Class akan berhadapan langsung dengan crossover kompak premium lansiran Jerman lainnya seperti Audi Q3, BMW X1 dan juga Volkswagen Tiguan.  Mercedes menawarkan dua varian GLA di Tanah Air, yaitu GLA 200 Urban dan GLA 200 Sport. Varian terendah GLA 200 Urban memiliki banderol harga Rp 599 juta (off the road), sementara GLA 200 Sport berbanderol Rp 649 juta (off the road). Di rentang harga serupa, terdapat Audi Q3 1.4 TFSI yang berbanderol Rp 685 juta (on the road) dan BMW X1 sDrive18i Xline berharga Rp 629 juta (off the road). Sementara VW Tiguan 1.4 TSI varian tertinggi Highline berbanderol hanya Rp 495 juta (on the road). Meski begitu, seperti halnya ketiga rival satu tanah kelahiran, GLA seakan memiliki kasta lebih tinggi dibandingkan produk-produk crossover bermerek Jepang, berkat tawaran berbagai fitur standar keselamatan yang lengkap, serta eksklusivitas mereknya masing-masing.

Kenyataannya, memang bukanlah crossover pabrikan Jepang yang menjadi lawan sepadan bagi GLA, namun jajaran SUV kompaknya lah yang perlu diwaspadai. Coba lihat saja apa yang ditawarkan Mazda dengan CX-5-nya. SUV kompak berbanderol Rp. 490,4 juta (on the road) untuk varian GT tertinggi, namun fitur yang ditawarkannya sangat menggoda, sebut saja Line Kept Assist  System dan Blind Spot Warning. Belum lagi dengan peningkatan kualitas material yang digunakan di dalam interiornya.  Selain Mazda, masih ada Nissan dengan X-Trail dan Honda dengan CR-V. Ketiga merek Jepang tersebut, mulai menjual tak hanya fitur dan teknologi, namun juga kemewahan dengan harga yang semakin terjangkau. Menjadi rival yang tak dapat dipungkiri, mengancam populasi crossover Jerman di Tanah Air. 


Mesin

Instalasi      : bensin 4-silinder segaris 1,6 liter turbo

Tenaga         : 156 hp

Torsi        : 250 Nm

Transmisi Tipe : otomatis 7-percepatan 7G-DCT

Performa (kpj) : 0-100 11,3 detik


 Oleh Autocar Indonesia 30 Oktober 2015


Rabu, 14 Oktober 2020

Moto Guzzi V9 Bobber

Moto Guzzi V9 Bobber - perayaan hari jadinya yang ke-95 (1921-2016), Moto Guzzi memperkenalkan Moto Guzzi V9 Roamer dan V9 Bobber, dua neo-retro cruiser menawan di Lake Como Italia, beberapa waktu silam. Kini, kedua cruiser retro bermesin V-twin longitudinal (melintang) atau lazim disebut ‘flying V’ di lingkungan bikers itu, diluncurkan di Jakarta, 27 September 2016. 


Moto Guzzi V9 Soarer dan Bobber menggunakan pendekatan desain yang berbeda. Namun, keduanya kami suka. Apalagi selain Harley-Davidson dan motor Jepang seperti Kawasaki, tidak banyak merek motor di Indonesia memilih model neo-retro cruiser untuk dipasarkan di sini. Inilah yang membuat kedua jagoan Moto Guzzi ini berbeda.

V9 Bobber bergaya neo-cruiser dengan panel instrumen retro, speedometer analog klasik lengkap dengan layar digital multi-function berpetunjuk odometer, konsumsi bahan bakar, temperatur, posisi gigi, jam hingga perpindahan gigi.


Kini saatnya pengujian. Motor pertama kami uji adalah Moto Guzzi V9 Bobber. Bobber dibalur warna hitam, mulai dari handle bar bergaya drag, kaca, per, dan knalpot. Sesuai namanya, Bobber menggunakan fender belakang rendah, jok tipis dan flat handlebar membuatnya lebih agresif dari Soarer.

Moto Guzzi V9 Bobber menggunakan velg 16 inci dengan ban besar berukuran 130/90 di depan, dan 150/80 di belakang. Ini membuatnya “melengket” dengan jalanan utamanya saat menikung. Aplikasi ban besar ini membuatnya sangat mudah dikontrol dan diprediksi. Ditunjang dengan sumbu roda berukuran 1.465 mm, dan bobot 199 kg, Moto Guzzi V9 Bobber mendukung gaya berkendara agresif pada kondisi lalu lintas ramai sekalipun.

Bobber menggunakan mesin V-twin berpendingin udara 853 cc. Mesinnya digendong oleh frame twin-tube cradle dan punya dua katup per silinder. V9 Bobber menggunakan crankcase alumunium, kepala silinder, dan piston baru. Pompa oli, sistem pendinginan, dan sistem pelumasan oli baru membantu mendinginkan mesin serta mengurangi gesekan, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar. Begitu klaim MotoGuzzi, namun pada uji kali ini kami belum sempat melakukan pengujian bahan bakar.

Suspensi V9 Bobber sangat ‘oldies’. Garpu depannya belum upside down, dengan jarak travel 5,1 inci. Sementara di belakang menggunakan sepasang shock breaker preload-adjustable  dengan travel 3,8 inci. Suspensi ini terbilang sangat nyaman. Bahkan pada permukaan jalan yang kasar.


Motor ini punya Pengatur Traksi dua tingkatan atau MGTC. Satu untuk kondisi kering, dan satu lagi untuk basah.  Pada kesempatan pertama kami menggunakan MGTC 2 karena saat pengujian aspal dalam kondisi basah dan pihak MotoGuzzi menyarankan menggunakan pilihan itu. Tetapi, mereka juga memberi kami kesempatan luas mengeksplorasi kontrol traksi ini untuk merasakan perbedaan.

Pada putaran pertama itu, respon katup terasa lebih sopan dan tidak agresif. Namun seperti punya kepribadian berbeda, V9 Bobber menjelma sangat agresif saat MTGC 1 kami pilih. Letupan tenaga kuda seolah berlomba-lomba keluar dari mesinnya. Seperti rombongan kuda liar yang berlari kencang, gemuruh suara dari knalpotnya mendorong adrenalin di tubuh ini untuk semakin memutar gas hingga motor melaju kencang.

Kurva torsinya flat, dan motor ini berlari kencang mulai dari 2.500 rpm hingga 6.500 rpm. Tenaga yang dihasilkannya 55 hp pada 6.250 rpm dengan torsi maksimal 62,1 Nm pada 3.000 rpm. Kekurangannya adalah perpindahan gigi yang terasa kasar dan mengentak di setiap percepatan. Oh iya, motor ini menggunakan propeller shaft dan bukan rantai. Motor ini juga menggunakan dry clutch tunggal yang terbilang senyap karena adanya peredaman ekstra pada casing-nya (pelindungnya).


Tak sulit melakukan manuver ekstrim seperti menikung cepat bahkan hingga kemiringan 45 derajat. Keseimbangan sasis, kemudi, suspensi begitu melenakan. Sayangnya, pada jalan tak rata, peredaman suspensi tidak maksimal. Setidaknya, sepasang rem Brembo dengan caliper depan 4-pot sebagai pelengkap cakram berukuran 320 mm, dan cakram dua caliper menjadi penghenti laju V9 Bobber. Bobber dilengkapi ABS dua kanal lansiran Continental dan bekerja sangat baik saat kondisi hujan sekalipun. 


Penulis : Reza Erlangga

Rabu, 07 Oktober 2020

Berkendara melintasi banjir

Saat musim hujan tiba, tak jarang anda harus mengemudi di tengah guyuran hujan deras. Masalahnya hujan deras yang turun terus menerus seringkali menimbukan genangan air di jalan yang akan anda lewati. Lalu bagaimana jika anda terpaksa harus tetap melintasi genangan air tersebut?

 

Berkendara melintasi banjir

Yang pertama adalah jangan bingung dan jangan panik, walaupun pada dasarnya sebuah mobil tidak dirancang untuk “berenang”, tetapi masih tetap dapat melintasi genangan air dengan batas kemampuan yang berbeda-beda antara tiap mobil. Jangan samakan kemampuan sebuah SUV dengan sebuah sedan untuk soal yang satu ini.

Intinya adalah kenali mobil anda, ingat seberapa tinggi posisi Mulut Saluran Saringan udara mobil anda, dimana posisi komponen pengapian seperti busi, koil, dan distributornya (untuk mesin bensin). Tak lupa posisi komponen elektrikal seperti kotak sekring dan komputer pengatur manajemen mesin mobil anda. Dengan mengerti letak seluruh komponen itu, maka anda akan tahu persis bagaimana mengambil keputusan sesuai dengan kedalaman air di depan anda, maju terus atau putar balik.

Selama ini ada mitos lucu meninggikan knalpot supaya air tidak masuk ke knalpot, sebaiknya lupakan trik yang tidak ada gunanya ini. Selama mesin hidup, maka dorongan gas buang dari mesin masih cukup kuat untuk menghalau air. Justru yang terpenting adalah mulut saluran saringan udara anda yang ada di depan sana, karena apabila menghisap air bisa membuat mesin rusak berat.

Lalu bagaimana trik mengemudinya? Untuk mobil dengan transmisi manual gunakan gigi 1, lalu berjalanlah dengan kecepatan konstan, jaga putaran mesin sekitar 1500 – 2000 rpm. Ingat, jangan gunakan setengah kopling saat melintasi banjir, apalagi jika banjirnya dalam, hal ini akan membuat kopling anda selip karena basah. Untuk transmisi otomatis sebenarnya tidak haram untuk melintasi genangan air, asal jangan terlalu dalam, karena berbahaya untuk komponen elektrikal transmisi tersebut. Posisikan tuas transmisi di 1 atau L, lalu berjalanlah dengan kecepatan konstan sama seperti trik transmisi manual diatas.

Poin penting lain dalam pengemudian melintasi genangan air adalah:

  1. Jangan menerjang genangan air dengan kecepatan tinggi, selain dapat membuat kompartemen mesin anda basah, anda juga dapat kehilangan kontrol pengendalian mobil anda.
  2. Supaya dapat berjalan dengan kecepatan konstan, jaga jarak dengan mobil di depan anda. Jangan terlalu dekat, supaya bila ada yang mengalami mogok anda tidak ikut berhenti, melainkan dapat antisipasi dengan melirik jalur lain.
  3. Bila genangan air cukup dalam sampai menutupi trotoar, ditambah anda tidak menguasai kondisi jalan itu, sebaiknya berpatokanlah pada mobil di depan anda, ada resiko mobil anda tercebur ke selokan, lubang atau menabrak benda yang tertutup air bila anda membuat jalur sendiri.
  4. Bila mesin mati ketika sedang melintasi genangan, jangan langsung mencoba menghidupkan mesin. Ada kemungkinan air telah terhisap ke dalam mesin. Segera dorong/pinggirkan mobil ke tempat yang kering, lalu hubungi bengkel langganan anda untuk melakukan pemeriksaan dan pengeluaran air dari mesin. Bila anda memiliki peralatan dan pengetahuan akan prosedur tersebut, bisa anda lakukan sendiri.
  5. Setelah melintasi genangan air yang dalam, tidak ada salahnya memeriksa kondisi pelumas mesin, transmisi dan gardan mobil anda. Bila berwarna seperti kopi susu, itu tandanya telah tercampur air, segeralah ganti pelumas anda.
  6. Lupakan keinginan melintasi genangan air bila air sudah terlalu dalam (melebihi setengah ban mobil anda), lebih baik putar balik ketimbang mobil anda rusak. Membereskan mesin dan interior yang rusak serta basah akibat air sama sekali bukanlah hal yang menyenangkan apalagi murah.
  7. Jangan bosan untuk belajar mengenal karakter dan posisi komponen penting mobil anda.

Demikian beberapa Poin penting dalam mengemudi mobil melintasi banjir/ genangan air, semoga dapat bermanfaat.